Rabu, 06 Januari 2016

Gagal Backpacker - Explorer Lombok (1)



Jumat, 4 des 2015              

Subhanallah! Wow! Keren! Amazing! kata yang pantas untuk keindahan Pulau Lombok, Seperti secuil surga yang jatuh kebumi, Tuhan memberi banyak pulau dengan gugusan bukit hijau yang cantik dan kerajaan laut dengan berbagai ragam warna. Real saya Jatuh Cinta dengan Lombok!

Keinginan kami Meng-Explore lombok ini sudah direncanakan 6 bulan sebelumnya, kebetulan ada tiket promo, mulailah kami cari info sana sini, booking ini itu, nabung dan buat itinerary yang menyesuaikan dengan jadwal kami yang berbeda-beda (Maklum kami berbeda kantor semua). Jadi niatan di awal adalah Backpacker dengan budget Rp. 850.000 untuk 4 hari 3 malam, tidur berpindah-pindah dari satu homestay ke homestay yang lain, sewa kendaraan  dan penjemputan dari Bandara, intinya persiapan Backpacker sudah sangat matang.

Singkat cerita, Tuhan berkendak lain, Backpacker yang telah kami rencana gagal, karna salah satu teman saya (Yommy) dia punya saudara di Lombok, panggil saja “pakde”, Si Pakde nih tau kalo Yommy dan temen-temen gembelnya bakal berkunjung ke lombok, dengan segala paksaan dan rayuan, si Pakde maksa banget untuk stay dirumahnya dan pake kendaraan beliau. Oke perlu saya luruskan, segembel apapun kita, kita masih punya rasa sungkan walau mungkin dalam hati berteriak : “Pakde...paksa kita!paksa kita!”.hehehe.
Akhirnya kamipun tak kuasa menolak tawaran penjemputan dari pakde, jadi inilah cerita kegagalan kami berbackpacker....

Mungkin salah landing?

dikarenakan delay, kami baru landing pukul 12.00 di Bandara Internasional Lombok (BIL). Jadwal Pertama, pesertanya hanya saya, Irma, Yommy dan Eko. Kami berempat sempat terheran-heran dengan BIL yang relatif sepi. Terlalu sepi malah, mau koprol sana koprol sini juga masih luas. Kami sempat mengira salah landing pula, tapi papan besar bertulis : Welcome to lombok, sudah terpampang nyata di depan kami, artinya : mari berlibur! Jangan buka email dan jangan angkat telpon dari kantor :P

Pakde sudah setia menanti kedatangan kami, baru 5 menit ketemu kami semua sudah akrab dengan pakde. Di perjalanan kami terbuai dengan obrolan yang sangat mengalir tentang segalanya di Lombok, Ya...pakde sudah seperti guide kami, 26 tahun tinggal di lombok membuatnya hapal semua sifat dan sudut di Pulau Lombok.

“Pakde...itu Sade, bisa kita mampir?”, Pinta kami yang sadar kalo mobil melewati Desa Sade.
“Ngapain kesana dek?biasa...liat dari pinggir jalan aja udah cukup”, jawab pakde yang membuat kami terdiam :D. Bagaimanapun rasa penasaran itu tetap ada walau pakde bilang “biasa”.


Pantai Kuta dan Tanjung Aan Lombok

Obrolan yang mengalir dengan hangat itu membuat kami tak sadar kalo  sudah memasuki wilayah Pantai Kuta, cuaca sedikit mendung namun Kuta Lombok tetap terlihat Cantik! Sengaja Pakde cuma lewatkan kami tanpa berhenti mampir, katanya : “ada yang lebih bagus, jangan suka dulu!”, oh oke...kami tak sabar untuk pantai selanjutnya.

Sejenak tentang Kuta-Lombok, namanya sama seperti Pantai Kuta yang dibali, tapi soal view, lebih bagus Pantai Kuta yang di Lombok, pantainya yang memanjang dan terletak pas disamping jalan membuat siapapun akan melihat ke arah pantai karna bukit-bukitnya dan  ombak yang tenang mampu membius setiap orang yang lewat.

Tak jauh dari Pantai Kuta, kami memasuki area pantai Aan, kami semua berdecak kagum, betul kata pakde, ini lebih bagus dari pada Pantai Kuta! Kami kegirangan, bagaimana tidak?Tanjung Aan kala itu sepi, hanya kami pengunjungnya, berasa private beach. Inilah kelebihan kalau berlibur di low season atau ketika hari kerja :D. Untuk Masuk ke pantai Aan pun kami cukup bayar parkir mobil Rp. 10.000,-  sangat murah....

Baru setengah jam kami menikmati indahnya Tanjung Aan, Handphone saya berdering. Kloter kedua (Dani) baru saja landing, itu artinya kami harus segera ke Bandara. 

                                                              Pantai Tanjung Aan
                                                             View dari atas bukit
                                                              Hame Ha Me Haaaaa
                                                       Hore! Private Beach

(Hore!!!) Gagal Ngegembel!

Dari Bandara kami menuju ke kota mataram, yang kurang lebih 1,5 jam perjalanan, sepanjang perjalanan saya cuma merasakan nyeri di perut, maklum belum makan -_-”. Pakde memang baik hati, mobil berhenti di Rumah makan Ayam Taliwang – Kania – Jalan Pancausaha, Cakranegara, Lombok. Wuah...mendadak hidup para gembel terangkat! Saya paling suka dengan soup kikil, rasa bumbunya yang brani, potongan sawi dan kaldu kikil menjadi komposisi yang pas. Perut kenyang, Hati Senang! Jangan tanya siapa yang bayarin, jelas pakde lah...-_-“

Sebelum melanjutkan perjalanan lagi, kami sempat diskusi dengan Pakde, sambil menyodorkan kertas yang berisi itinerary selama di lombok. Pakde kaget karna kami sudah sangat prepare, dan disinilah awal ke-gagal-an kami Backpacker. Kami harus tidur dirumah pakde selama 2 malam dan dipinjami mobilnya, sudah menolak tapi ya gitu...Pakde maksa banget dan yang dipaksa juga mau banget. Loh? Jadilah kami mengiklaskan uang Rp. 640.000 untuk penginapan 2 hari, melayang sia-sia.


                                                        Yummy!
Pantai Senggigi dan Bukit Malimbu

Next, Pakde ajak kami ke Arah Pantai Senggigi, sepanjang pantai lagi-lagi kami terbius dengan Villa atau hotel-hotel berbintang yang berjejer cantik di bibir pantai. Sudah bisa dipastikan, pasti mahal, ga cocok buat backpacker macam kita #mundurcantik. Mobil berhenti di Pura Batu Bolong Senggigi, karna si irma lagi berhalangan terpaksa dia jaga mobil, sisanya  sudah tertawa bahagia menikmati Pura Batu bolong di pinggir Pantai Senggigi.

Mas Eko yang berjiwa fotografer, dia langsung hunting tempat untuk diabadikan, sisanya menikmati kecantikan senggigi. Dibanding pantai sebelumnya, Sengigi biasa saja, hampir sama dengan pantai Kuta Bali, warna pasir yang hitam, laut yang tidak begitu biru dan pantainya yang memanjang, namun buat saya yang tinggal di Surabaya, Senggigi tetaplah bagus, masih bisa dinikmati dan yang pasti pantainya bersih.

                                                                         Pray
                                                       Eh iya, bolong sungguhan!
                                                        Pura Batu Bolong
                                                                  Senggigi

                                                          Lagi Cari Batu Akik
Sore itu Pakde sengaja ajak kami menikmati Sunset di Bukit Malimbu yang ternyata sudah ramai dengan para pengejar Sunset lainnya, semua berlomba ambil foto cekrik sana cekrik sini. Dari Bukit Malimbu yang cantik ini pemandangan laut Lombok begitu indah dan luas, tampak gugusan bukit berjejer dan trio gili terlihat dari kejauhan.Indah!

                                                                      Malimbu

                                                                Sunset


Ketika Para Gembel Dijamu lagi...

Sampai dirumah Pakde, kami disambut hangat oleh keluarganya, ga butuh waktu lama, kami semua langsung akrab, mereka yang welcome banget atau kita yang ga tau malu banget?ah...entahlah, yang jelas selalu ada saja obrolan mengalir. Kamar tidur sudah dibagi, saatnya satu persatu beresin badan, paling ga biar terlihat cakep (sedikit).

Tak Disangka, Keluarga Pakde ajak kami menikmati kota Mataram dimalam hari. Gelap dan sepi :D ga seramai Surabaya, katanya kalo anak gadis belum pulang di atas jam 6 akan dinikahkan. Wow! Memang Pulau Lombok masih memegang Adat istiadat, untungnya di Surabaya ga ada adat yang seperti itu, bisa ga brani lembur atau pulang pagi?hehehe.

Entah sangking lengangnya jalan raya Lombok atau gimana, rata-rata kesadaran disiplin berkendaranya kurang, lampu merah seperti hiasan, jarangnya pakai helm, Spion Sepeda yang ga lengkap dan lampu sepeda yang belum menyala di siang hari. Well, kondisi ini yang sering buat kita kaget kalau lagi asik-asik nyetir, tiba-tiba ada ibu-ibu berhenti mendadak atau dari arah berlawanan tetep nyelonong aja walau lampu merah masih menyala, jadi tetap waspada.


                                      malam yang indah, ditutup dengan makan bersama :D
Mari berjalan tanpa batas :)