Rabu, 19 September 2018

5 Jam di Malang dengan uang Rp. 150.000


Ini perjalanan implusif beberapa karyawan yang pengen kabur sebentar dari rutinitas kantor, saya sang pencetus ide gila menyampaikan keinginan saya ke mreka-mreka yang mau di ajak cuti (Karna cuti adalah hak setiap karyawan). Seperti gayung bersambut tanpa sebuah perlawanan, drama dan pikir panjang (pikir pendek aja mreka males :p) besoknya kami sudah pegang tiket kereta Penataran Surabaya-Malang PP, muahahaha ku berhasil meracuni mereka!

Sebuah itinerary dadakan segera kami buat, dan kun fayakun! Terjadilah.....

Dari Malang ke Omah Kayu

Kami tiba di Malang pukul 10.20 dan akan kembali lagi ke statiun malang pukul 16.49, punya waktu 5 jam di Malang membuat setiap detik itu penting dan berarti, terlebih destinasi utama sesuai hasil voting dan feng shui hari itu jatuh kepada : Omah Kayu, Batu. Jarak Malang ke Omah Kayu butuh waktu sekitar 1 jam tanpa ngerem, padahal kami masih butuh mampir pom bensin karna sepeda motor yang kami sewa bensinnya tinggal segaris! Udah sama persisnya kayak alis saya yang segaris! Kan Kampret!

Menggunakan motor matic di daerah pegunungan memang perlu skil handal dan kerjasama antara driver yang bertubuh langsing dan penumpang yang menyimpan beberapa kilo lemak agar sampai ke puncak gunung tanpa perlu dorong tuh motor. Dengan doa dan ancang-ancang disetiap tanjakan kami berhasil sampai di puncak Gunung Banyak. Bukannya puji syukur kami malah larut dalam bahagia sambil pegang hape masing-masing. Generasi Milenia!

Sayangnya kami hanya punya waktu 30 menit menikmati kota Batu dari landasan Paralayang, 30 menit berswafoto di Omah Kayu, 15 Menit Sholat dan make up tipis-tipis. Waktu yang singkat membuat kami harus beranjak dari Gunung Banyak yang ga banyak maunya kayak kamu melawati jalan yang sama menuju Alun-alun Batu.Tak butuh usaha lebih untuk turun dari Gunung Banyak, tinggal main rem sambil berdoa dan bertobat, smoga remnya ga Blong.



Alun-Alun Batu

Sudah tak terhitung berapa kali saya ke Alun-alun Batu, Alun-alun ini selalu manis untuk dijumpai, selalu asik untuk dinikmati, selalu keren untuk difoto berapakalipun, selalu menambah pasokan lemak untuk menjajal semua kuliner yang dijajahkan, selalu harus mampir ke KUD batu sekedar beli oleh-oleh atau dinikmati sendiri, selalu selalu dan selalu....

Rupanya kami benar-benar tersihir dengan hangatnya Alun-alun Batu, dan ga sadar kalo sudah jam 15.00, harusnya kami sudah keluar dari batu jam 14.30 untuk melanjutkan rute ke Jodipan dan Bakso Bakar Pak Man Malang, mana jam segitu jam macet-macetnya lagi....ga di surabaya ga di Malang podo ae macete!

Lugur Gaes

Kesampluk gaes

Mengejar Kereta

Benar saja kami terjebak macet di sepanjang jalan menuju Kota Malang, di saat-saat genting tersebut kami meeting dadakan di atas motor matic yang melaju, Jalanan udah berasa ruang tamu, kami saling teriak satu sama lain (bukan...bukan karna kita budek, tapi karna masing-masing pake helm dan motor tetap melaju). Dari hasil meeting kami mencoret rute ke Jodipan dan langsung menuju rute berikutnya, Bakso Bakar Pak Man.

Lalu apakah semulus itu perjalanan kami menuju malang?

Apes, perjalanan menuju Malang, motor yang saya tunggani terpisah dengan motor teman lainnya. Saya yang berboncengan dengan teman yang bernama....sebut saja Bonsai (bukan nama sebenarnya), mengandalkan Gps hanya dari Hpnya, kebetulan Quota HP saya habis dan otomatis ga bisa buka gps. Ditengah asik-asiknya macet keluar peringatan dari HP si Bonsai : Baterai tinggal 15%! waduwwww belum juga sampe ke Tujuan sudah lowbath aja ni Hp, saya sebagai teman yang dibonceng dan memantau jalanan dari Gps sedari tadi mau tidak mau mengerahkan daya ingat saya yang sudah lama tidak saya kerahkan. Saya mengingat betul arah menuju stasiun Malang sambil komat-kamit.

Oh ya, saya dan Bonsai putuskan langsung ke Stasiun Malang saja saat itu, karena jam menunjukkan pukul 16.00, kami kuatir kalo mampir ke Bakso bakar Pak Man malah nanti tidak keburu keretanya.

Tidak sia-sia saya mengerahkan daya ingat, kami sampai juga di Stasiun malang, tapi kemana 2 teman saya yang lain? Belum sampaikah? Nyasarkah? Atau mereka tetap lanjut ke Pak Man dengan jam semepet ini? Percakapan di Hp mengabarkan bahwa sherly dan binti sudah berada di Pak Man, saya dan bonsai bergegas menyusul mengikuti petunjuk lewat tele(pati)pon. Begitu datang buru-buru kami pesan seporsi bakso bakar yang isi 10 biji, sambil melihat jam ditangan, kami makan dengan terburu-buru. Duh asli ga nyaman makan begitu, Bungkus deh! Sudah jam 16.35. huhuhu sungguh saya tidak menikmati Bakso Bakar dengan nikmat dan santai.


Drama KTP selebar kertas A4 hasil korupsi

Dari Bakso Bakar Pak Man menuju stasiun Malang membutuh waktu 5 menit yang artinya sampai di stasiun pukul 16.40. Mepet sekali sodara-sodara....begitu serah terima motor matic ke persewaan kami lari-lari kecil menuju pintu masuk stasiun, semua mengeluarkan Tiket dan Ktp untuk dicek petugas, tiba giliran saya menyerahkan Ktp dari dalam tas tapi ga kluar-kluar juga tuh KTP, saya mundur untuk mencari Ktp saya selebar kertas A4 hasil korupsi.

Karna panik saya ubek-ubek tuh tas, tetep aja ga nemu Ktp selebar kertas A4 hasil korupsi, ahirnya saya keluarkan semua isi tas, njelalah tuh Ktp selebar kertas A4 hasil korupsi tergeletak manis di dasar tas. Wasyem! Saya berjalan mendekati petugas cek in Kereta api yang ternyata antriannya sudah mengular, Wasyem...gara-gara Ktp selebar kertas A4 hasil korupsi saya harus mengulang antrian yang semakin panjang.Sebuah ide tidak patut dicontoh terbesit, saya langsung masuk di tengah-tengah antrian antara bapak-bapak, saya pikir kalo cowok biasa di salip ga akan menegur tapi membatin, gpplah...maaf ya pak, sungguh ini sifatnya urgent.

Di sisa-sisa menit terakhir kami benar-benar berlari ke gerbong kereta! Dan kereta api Penataran siap membawa kami kembali ke Surabaya menemui realita hidup.

***
Transportasi menuju Malang dan Batu :
1. Dari Surabaya kami beli tiket Kereta Api Penataran (PP)
2. Dari Stasiun Malang menuju Omah Kayu, Batu. Kami sewa motor matic beat

Pengeluaran untuk 4 orang :
1. Tiket Kereta Surabaya-Malang (Pp – Rp. 24.000) : Rp. 96.000
2. Sewa Motor matic beat (Rp. 70.000) : Rp. 140.000
3. Bensin pertalite (untuk 2 sepeda : Rp. 40.000 (sebetulnya 10ribu permotor saja sangat cukup)
4. Tiket Masuk Paralayang : Rp. 40.000
5. Parkir Sepeda : Rp. 10.000
6. Tiket Masuk Omah Kayu : Rp. 40.000
7. Makan puas di Wong Solo, Batu : Rp. 131.000
8. Minum & Parkir : Rp. 33.000
Total : Rp. 530.000 dibagi 4 orang : Rp. 132.500

*Bakso Bakar Pak Man (bayar sendiri-sendiri) Rp. 30.000,- per porsi

Jadi kalo ada Calon Wakil Presiden, misalnya, bertanya : 150ribu jaman sekarang bisa buat apa? Silakan jawab dengan cerita saya di atas :)