Rabu, 18 Mei 2016

Gili Trawangan - Explorer Lombok (4)

Senin, 7 Desember 2015

***Sssttt...karna ke (sok) sibukan saya, update blognya molor banget. Tak apalah...lebih baik terlambat dari pada tak menulis sama sekali :D #tetepbeladiri.
--------

We Love Monday! (tumbenkan?)


Samar-samar dari balik pintu terdengar bunyi gedoran dan teriakan, “Woi..bangun!!! ayo keliling!,” teriak Mas eko dari balik pintu. Saya dengan mata masih berat mencoba mencari handphone untuk melihat jam, ah...masih juga jam 4 pagi, entaran deh.

Dan kejadian itu terulang hampir setiap 10-20 menitan hingga adzan subuh berkumandang pukul 5 pagi waktu Lombok. Baru deh saya bangun beresin muka seadanya dan sholat. Begitu saya buka pintu, heran juga, kenapa masih sepi, yang lain mana? Kenapa Cuma ada mas eko yang duduk sendiri.

“Yang lain mana mas?”, tanya saya. Mas eko Cuma jawab pakai isyarat tubuh menggelengkan kepala yang mungkin artinya : entahlah. Well, ternyata yang lain sama seperti saya, masih berat untuk bangun pagi, dan mas eko, satu-satunya manusia yang bersemangat bangun pagi untuk melihat sunrise dan mengelilingi Gili Trawangan.

Biasanya “I hate Mondey” tapi untuk hari ini kami punya slogan “I Love Monday”, ya sayangnya hanya hari ini saja. Kami berenam mengejar sunrise di dermaga, dengan background gunung Agung Bali, laut dan kapal yang bersandar di dermaga, pagi itu terasa syahdu sampai saya sadari,Gili trawangan pukul setengah 6 masih sangat sepi. Niat kami mengelilingi Gili trawangan menggunakan sepeda sudah berapi-api, sangking semangatnya saya sampai lupa pake pensil alis, oh...mau ditaruh mana muka ini?

Btw kami sempat beli sarapan didekat dermaga Gili Trawangan, kami bungkus dan dimakan nanti setelah bersepeda, perporsi Cuma Rp. 15.000,-. Seorang ibu-ibu dengan besek besar, saya lupa nama makanannya, seperti ayam kari dikasih mie kuning dan lontong, perpaduan aneh, tapi sungguh saya suka banget, rasa pedes dan rempahnya pas! Sebagai pecinta kuliner saya menyesal melupakan nama makanan itu. (alibi buat balik ke Gili trawangan lagi nih :D)

Luas gili trawangan hanya 2.954 hektar, jadi memutari gili trawangan cukup waktu sejam bila menggunakan sepeda (tanpa macet dan lampu merah. emang ada?). Sebetulnya disini juga ada cidomo yang siap mengantar setiap pengunjung mengelilingi Gili trawangan, namun kami pilih bersepeda, selain hemat, lumayan bakar lemak, syukur-syukur turun 3 kilo. Aamiin. Oh ya, dengan bersepeda kita bisa berhenti dimana saja, mengabadikan setiap spot yang bagus. Overall, saya jatuh cinta dengan Gili Trawangan!

Bangun tidur - muka bantal

Siluet
Romantic siluet
Big Siluet (Gemuk :P)
 
Pukul 9, kami beberes badan dan barang. Tak lupa saya haturkan terimakasih banyak ke Baleku homestay, tempat kami bernaung, berteduh dan memiliki tetangga bule, dimana setiap mereka “beradegan” kadang lupa tutup pintu, akibatnya kami bebas melihat “adegan tanpa sensor dan streaming”. Hore!!! Loh?.

Pukul 10, Dermaga  Gili trawangan belum begitu ramai, kami duduk menunggu kapal penuh. Deg-degan juga karna kami mengejar waktu menuju ke Bandara, dan kapal hanya akan berangkat bila penuh sekitar 30 orang. Alhamdulillah, hampir sejam menunggu, akhirnya kapal berangkat juga.

Di Pelabuhan Bangsal, kami sudah sewa mobil yang mengantar kami ke Bandara, harga yang di patok lumayan juga, Rp.300.000,- untuk sekali jalan, Pak Ojik 087865252852.



Dibalik foto yang keren.....
 
Terdapat fotografer yang luar biasa :D




dekat Dermaga




Flying Yoga

Ada Aqua?
Sepeda

Telephon

We...and the backbone
Bakar Lemak!
 

Jangan Lupa Beli Oleh-oleh (lagi!)

Sebelum ke Bandara,ada baiknya mampir ke Excotic Lombok (Jl. Raya Senggigi no. 88 A, Batu layar, Lombok Barat) untuk membeli oleh-oleh (lagi) disini jual kaos dengan segala hal berbau lombok, dengan harga mulai dari Rp.25.000,-. Menurut saya design kaosnya keren, sangking kerennya saya terlalu galau buat milih kaos, maklum masih labil, pengennya mborong semua.

Ga lengkap juga kalo cuma beli kaos, Pak Ojik juga mampirin kita ke toko oleh-oleh makanan Khas lombok, Toko Lestari(jl. Adi Sucipto Tinggar –Ampenan). Lucunya disini kami benar-benar dikejar waktu, jadi belanjanya chaos gitu. Begitu sampai dikasir saya, irma dan sany baru ingat kalo kami belum gajian, tak ada uang untuk membayar, tak ada harta yang bisa ditinggal. Ah...chaos again!  Dan teman-teman yang sudah gajian terpaksa buka dompet buat bayarin. Hore!!!

****
Ssttt...Diruang tunggu bandara, sebuah sms masuk ke handphone saya, dari Mandiri yang mengabarkan sejumlah rupiah masuk ke rekening saya (baca:gaji yang tertunda) tau apa yang saya ucapkan saat itu ke teman-teman?

“Untung digaji saiki, lak digaji ket wingi isok entek duitku!”, yang lain manggut-manggut memaklumi. Setelahnya saya baru sadar, lah tadikan beli oleh-olehnya ngutang temen! #tepokjidat.

***
Berikut pengeluaran kami di hari keempat :
1.    Kapal dari Gili Trawangan ke Bangsal : Rp. 117.000,- untuk 6 orang
2.    Sewa mobil + driver dari Bangsal ke Bandara : Rp. 300.000
3.    Makan Pagi : Rp. 15.000/per orang