Rabu, 22 April 2015

Gililabak dan Pernikahan (Terlalu) Dini - Madura


Kali ini saya ngikut di trip orang (Lupa namanya -_-”) waktu itu di pertengahan maret 2015 kita cukup bayar Rp. 300.000,- per orang sudah incluede 1 set alat snorkling, makan 2  kali, transpot dan kenangan #eeaaa. Sesuai schedule, semua peserta trip kumpul di Pangkalan mana ujan ga da Ojek Terminal Bungurasih jam 11 malam. Oke...kalo untuk urusan berpergian, tim Kere Hore saya cukup disiplin, kita datang setengah jam sebelumnya. Tapi yang terjadi adalah para panitia datang di lokasi jam 12, ahay...untung awak iki gawenane Gusti Allah jadi ga sampe karatenlah.

Saya kira kami langsung meluncur ke Madura, ternyata panitia masih mampir dulu ke daerah perak ambil peralatan Snorkling, jadi kami masuk Suramadu baru jam 1.30 pagi. Pukul 5 pagi kami sampai di pelabuhan Kalianget Sumenep, disitu kami ganti baju untuk basah-basah, dan bawa perlengkapan seperlunya. Dari Kalianget Ke Gililabak, jarak yang ditempuh kurang lebih 2 jam menggunakan perahu kecil, jadi yang hobi mabuk laut saya saranin banyak-banyak minum obat dan bertobat #Eh.

Sejam diatas kapal, saya mulai bosen, karna sepanjang mata memandang cuma ada laut. Memang ya...kalo sudah ngantuk, dimanapun tempat dan kondisinya tetep aja bisa merem, untungnya cuaca pagi itu seperti sahabat kepompong, awan cuma mendung menggantung jadi ga kepanasan juga. 
                                                      Pulau Gililabak dari kejauhan
                                                                         Dikapal

Finally..2 jam berlayar, sampai juga di Gililabak. Panitia membagikan peralatan Snorkling ½ set, lah kok cuma ½ ? ½ nya lagi mana? Entahlah...saat itu kami cuma dapet Masker dan Snorkel, Finsnya? Mungkin ditelan laut -_-”. 

                                                    Pembagian 1/2 set alat Snorkling

Setiap tempat yang saya kunjungi punya pesona yang berbeda, untuk Gililabak...jujur kalo di nilai, Gililabak cuma punya nilai 7 dimata saya. Pulau dengan luas 5 hektar ini panasnya menyengat, seperti pulau pibadi memang, karna cuma dihuni sekitar 30 KK, Air tawar menjadi barang langka di Pulau ini. 

Untuk Keindahan bawah lautnya, saya nilai 8, walaupun airnya bening banget tapi  dibibir pantai (jarak 1-15 meter) saya cuma melihat coral yang sudah mati. Kata panitia sih kalo mau ketengah lagi lebih bagus dan kaya biota Laut. Tapi men...ingat saya tidak dibekali fins saat itu, mau mancal sejauh 20 meter saja, kaki sudah pegel (Ga terbiasa mancal -_-) jadilah saya tidak bisa menilai Bawah laut Gililabak secara keseluruhan.
                                                                      Pose
                        Ini dari Camera Panitia, iya bener kalo ketengah lagi coralnya cantik
                                               Ga ada Fins, Sandal eiger pun jadi -_-
                                                Dari Camera Panitia, cantiknyo....
                                      Miris ya...nemonya hidup diantara Coral yang mati


Walau panas, kami masih sempet keliling Pulau loh, rugi juga sih kalo ga keliling. Oh ya ada kejadian menarik di Gililabak, teman saya Sany sempet ketemu sama 2 anak kecil di dekat sumur air tawar (satu-satunya) di Gililabak, yang perbincangannya kurang lebih seperti ini :

“dek...kalo sekolah dimana?”, tanya sany.
“Di Pulau seberang mas”.
“wuik...berapa jam kalo kesana?”, Si sany pake ekspresi kaget.
“1 jaman mas”.
“Wuik....matek nak....jauh ya dek, tapi kamu sekolah yang rajin ya dek, sampai tinggi ya”, Sany ngasih petuah.
“Enggak mas...habis ini aku nikah aja”, Tuh anak ngomongnya santai banget, kayak ga da beban.
“Lah...emang gpp sama orang tuamu? Kamu mau nikah ma siapa?”.
“Gapapa, Itu mas...hihihihi”, tuh anak nunjuk temen lelakinya.

Diengggg !!! gaes...tuh anak masih kelas 3 SD, sudah mau nikah. Lah kita kapan?kita...saya aja kali... -_-”. pesan moral dari perbincangan di atas adalah, kalo kalian mau nikah Dini saya sarankan tinggallah di Gililabak #salahfokus, jarak sekolah yang mungkin jauh dari tempat tinggal membuat si bocah lebih memilih nikah dari pada sekolah.

**Dua minggu kemudian, teman kantor saya yang dari Gililabak cerita, kalo kemarin ada Resepsi pernikahan 2 pasangan kecil itu. Hahaha...oke dek...Selamat menempuh hidup baru ya..semoga selalu langgeng sampai tua :) dan doakan saya segera menyusul #eeaaa #tetepusaha :D
                                            
Sejauh mata Memandang hanya laut..keren
                                               Mas Kris dengan pose Lay-Lay nya -_-"
                                               Dani - Mas Kris - Sany - Rika
                                      Berasa Mas kris Artisnya, dan kita Asistennya -_-"
                                                                        Jump.....
Kita sudah terbiasa dengan melaut dan menghadapi sengatan matahari, tapi panasnya Gililabak memang beda, ngefek banget di kulit saya dan temen-temen saat itu, kita jadi kliatan lebih hitam dari biasanya,padahal sudah pake sunblock spf 125. Semingguan ada kali ya...kulit kita mengelupas, dan teman saya sany seperti orang habis Mabuk Duda, mukanya merah dan mengelupas.hahahhaha.
Meme Buat Sany :D Ga sido keren...#eh
 
Kapok?Ga donk...namanya juga adventure...
Jadi....yuk...berjalan tanpa batas......

Selasa, 21 April 2015

Uniknya Banyu Anjlok - Malang Selatan

Trip kali ini, masih dengan tim kere hore. Mreka sudah rencanakan seminggu sebelumnya, tapi saya sudah ajukan absen terlebih dahulu, karna hari minggu saya harus show up di Resepsi pernikahan sahabat saya (ga keren kalo saya keliatan hitam dan kusam ). Tim Kere Hore ga kehabisan akal, tiap hari saya di bbm, di telpon, dan sampai hari jumat pagipun say a masih bilang “EMOH MELU”, siangnya mreka telpon lagi dengan rayuan yang lebih maut. Entah setan atau malaikat yang saat itu didekat saya, yang jelas seperti ada yang berbisik “rugi loh kalo ga ikut”. Pertahanan saya tergoyah, impian saya untuk menjaga kulit saya yang tak kunjung putih tiba-tiba memudar, dan saya jawab “oke, tar malem qt ketemu ya”. Arghhh cuma sampai segitu doank pertahananku....wanita macam apa aku ini?. Loh?

Jam 10.00 tanggal 17 april 2015  kami berangkat dari Surabaya, malam itu Surabaya – Malang lancar banget tanpa macet, padahal kami sudah berhenti 2 kali untuk lurusin badan-ke kamar Mandi-ngadem di Indomart, tetep aja perjalanan kita  cuma 4 jam. Oh ya...kurang lebih 500 meter sebelum Pantai Legoksono, kita akan melewati jalan yang kanan kirinya adalah kuburan (tanpa pembatas jalan), pas kita lewat di antara kuburan, isi mobil berasa sunyi, semua diam (bahkan kentutpun ga brani kluar dari sarangnya). Ya ternyata kami tegang semua, kami baru bisa komentar setelah sampai di Pantai, semua merasakan hal yang sama, sunyi-mencekam.

Jam 3 pagi kami sampai di Pantai Legoksono, suara deburan ombak kenceng banget, ga sabar ingin cepet-cepet pagi, sesegara mungkin memanjakan mata. Kami menunggu pagi dengan tidur ala kadarnya di pendopo. Pagi menjelang....pemandangan pantai lenggoksono terlihat sempurna, Barisan bukit dipadu dengan ombak yang kurang lebih tingginya 1-2 meter.

       Rajin banget,pagi-pagi udah pada narsis :P
                                                               Panorama View
 
Kami menyewa kapal dengan harga Rp. 50.000,- per kepala (Rute Teluk Kletakan – Pantai Bolu Bolu – Banyu Anjlok) saya sarankan naik kapal saja lebih murah, karna kalo ojek belum incluede ke Kletakan dan dengan kapal kita bisa menikmati ayunan ombak yang keren. Untuk Sewa Alat Snorkling  Rp. 50.000,- sudah termasuk Fin snorkel 1 set. 

                                                                    Morning Sun....
 
Jangan membayangkan naik kapal di Pantai Lenggoksono seperti naik kapal di pantai lain, nyalakan mesin langsung berangkat. Karna ombak yang menyentuh bibir pantai bisa sampai 1-2 meter, jadi membutuhkan 2 nahkoda, satu didepan bagian mengarahkan ujung kapal agar bisa melewati ombak dan satu dibelakang yang menjalankan mesin. Dan kurang lebih 5-10 menit kita masih akan tertahan di sekitar bibir pantai, para nahkoda mencari cela untuk bisa menaiki ombak dengan selamat. Sekiranya ombak dirasa aman untuk dilewati, para nahkoda itu akan berteriak memberi aba-aba ke kita untuk berpegangan atau berdoa bagi yang takut banget :D, karna setelah itu perahu lepas landas dari bibir pantai, menaiki ombak dan....Boom!!! perahu kami dihempas kelautan. Saya ga bisa mengungkapkan sensasi enaknya perahu kami di hempas ke laut, kurang lebih rasanya 11-12 dengan kita naik donat Boat. So...do you wanna try?

Sampai di teluk Kletakan, tempat untuk Snorkling. Well, saya kurang menyarankan bagi pemula yang mau coba Snorkling disini. Pertama arus disini cukup deras, kita diem aja 10 menit mungkin sudah terbawa arus sampai di pantai Bolu-Bolu :P. Kedua, kedalamannya kurang lebih 4-5 meter, kudu pake palampung biar safety dan mau lihat coral itu...jauhhh men, tapi Coralnya disini masih hidup semua, cuma ikannya ga sebanyak yang saya bayangkan. Kurang puas snorkling di Kletakan karna arus yang lumayan, kita ga bisa jauh-jauh juga dari kapal, dan disekitar teluk dikelilingi karang yang tajam, kurang safety.
                                                             Kerajaan bawah laut
                                                                        Hai Gaes...
                                                               View Teluk Kletakan
 
Next visit, Pantai Bolu-Bolu. Seperti pantai pribadi, hanya ada beberapa orang ketika kami sampai disitu. Cuma Ada satu warung yang menyediakan menu mie soto atau mie goreng, iya cuma itu aja pilihannya, hahahaha memang indomie seleraku. Disitu kami kejar-kejaran dengan ombak, minum kelapa muda, foto-foto, duduk-duduk cantik memanjakan mata dan menghitamkan kulit. Oh ya...ada beberapa orang yang mendirikan tenda disitu untuk bermalam juga. Pantainya masih bersih banget...ga da sampah disini, smoga slalu terjaga kebersihannya.

                                        Cie...happy banget yang kena ombak Bolu-Bolu
                                              Makan Kelapa dengan view Bolu-Bolu
                                                           View Pantai Bolu-Bolu
                                                                    Cheers....
Masih Bolu-Bolu
                                                               Masih Bolu-Bolu lagi

And the last place....Banyu Anjlok, ini yang paling saya tunggu. Banyu Anjlok dalam bahasa Indonesia artinya Air Jatuh, sesuai namanya airnya jatuh ke bawah dan bermuara langsung ke laut. Benar-benar secuil surga...saya langsung lari ke bawah air terjun, kami seperti anak kecil, ketawa-ketawa girang ga jelas di bawah air terjun, dan sesekali ombak besar menyapa kaki kami. Ga Afdol rasanya kalo ga naik ke Atas air terjun, untungnya oleh penduduk setempat sudah disediakan tali tampar yang diikat dipohon, membantu pengunjung yang naik ke air terjun. Tapi kudu hati-hati juga ya gaes...karna tebingnya cukup curam. Jangan tanya gimana view pantai dari atas air terjun, awesomeee...Kolam air tawar  dengan pemandangan laut yang cantik.  Ga perlulah jauh-jauh dan mahal-mahal sewa Resort Ayana di Bali, di Malang juga ada, alami pula....

                                                          View Pantai Di Banyu Anjlok
                                                Banyu Anjlok, menghadap langsung ke laut
                                                         Girang banget kita :D
                                                                 My Paradise
                                                                           Pose
                                                          Like a Ayana Resort Bali



                                                         Dani lagi lompat indah
                                     Sany lagi lompat dan Tim SAR sudah siap menolong :P

Jadi...masih mau diam aja dirumah? :P
recommend 100%, Visit to Banyu Anjlok dan berpetualanglah tanpa batas....