Hari Ke dua,
Masih tentang kita 3 cewek jawa yang nyasar ke Makkassar,
setelah sebelumnya melakukan perjalanan malam menegangkan, dan dihari ke dua,
kita (biasanya susah) bangun pagi, special hari itu kita rela bangun pagi, cuma sarapan breadtalk yang
sengaja kita bawa dari surabaya , lumayan lah ganjal perut kita. Walau dengan sisa kantuk masih ada, kita tetep berjalan ke
arah pantai dengan semangat.
Akses jalan ke Pantai Bira Cuma satu pintu, one
gate system gitu (Berasa perumahan) dan
di sepanjang jalan itu pula, banyak guest house bertebaran dari yang murah ala
kadarnya , sedang sedang saja dan yang
paling mahal rata-rata letaknya di bibir pantai. Kurang lebih 7 menit kita jalan kaki. Begitu ketemu pantai...mata kami dimanjakan
pemandangan yang aweeesssooomeee, pantai selama ini yang Cuma kita liat di
google ...sekarang didepan mata.Terpampang nyata...
View pantai bagus banget...ditunjang gradasi warnanya laut
dan pasirnya yang lembut banget kyk
tepung terigu. Jauhnya perjalanan kami, ketakutan dalam perjalanan semalam, terbayar
sudah dengan
view pantai Tanjung Bira.
View Pantai Tanjung Bira dari atas
Restorant dengan model Kapal Pinisi
Ga Mau menyiaka-nyiakan waktu yang ada, kita sudah sibuk
foto dan main air, oh ya...karna pasir di tanjung bira sangat lembut, sayang
banget kalo ga nyeker (lepas alaskaki) sangking lembutnya dan suasana pagi yang
kadang mendung kadang cerah, kita ga
sadar sudah jalan dari ujung balik lagi ke ujung. Lah ngapain?ngukur jalan buk?
Endak...kita norak banget....belum pernah ketemu pasir pantai selembut itu. Cuma
yang perlu disayangkan, banyak sampah di bibir pantai, gaes...ingat! Buang
Sampah sembarangan itu ga Asik #MTMA.
Di Tanjung Bira banyak juga guide lokal yang menawarkan jasa
snorkling, diving dan banana boat. Kami memutuskan untuk snorkling, setelah tawar menawar harga, dapatlah kami
harga terendah Rp. 200.000,- incluede sewa kapal dan alat snorkeling.
Sebenarnya rugi kalo sekapal Cuma sekapal diisini kita bertiga, tadinya kita
mau join sama yang pengunjung yang lain, tapi kok yo ga nemu nemu toh...apes.
Ketika kami bertiga sudah di atas kapal, guide yang kami
kenal sesaat tadi (sebut saja namanya Pak De) ga ikut ke atas kapal, malah
dadah ke kita. Loh...kok-kok loh...dari sini mulai tercium bauk tak sedap
(bukan kentut sih) , “ah...mungkin Pak de hanya seorang marketing snorkling”,
batin kami mencoba menenangkan kebingungan pertama. 2 menit setelah lepas
landas dari bibir pantai, awan mendadak mendung, oke...muka masih mencoba stay
cool, makin ke tengah kok...ombaknya makin bohay aja goyangnya, ga lama hujan
turun, oh men....untuk pertamakalinya kita merasakan kehujanan di tengah laut
dengan ombak yang aduhai.
“Pak...gapapa nih?”, tanya saya ke pak supir dan asistennya
yang mukanya asik-asik aja.
“Gapapa mbak..sudah tenang saja, duduk yang tenang”, jawab
si bapak sekenanya, Ya...bapak supir dan Asistennya, orangnya ga banya bicara,
kita tanya 1 praragraf, si Bapak Cuma jawab 1 kalimat -_-
Well, kami benar-benar ketakutan untuk kesekian kalinya, dan
si bapak-bapak, ah..mreka pasif, kalo begini caranya, kami tetiba jadi orang
paling alim di kapal, banyak2 berdoa, wirid, minta keselamatan dan langsung
ingat dosa. Duh gusti...
Alhamdulilah , Allah
mendengar doa anak-anak (yang mendadak) Sholehah, Hujan berhenti dan langit
langsung cerah, ombak? Ya...dia tetap bergoyang meninggi tak peduli dengan
perut kami yang mulai mual.
Pulau Liukang mulai terlihat, dari hasil wawancara saya
dengan si Bapak supir, Pulau itu Cuma di huni kurang lebih 50 KK, terhitung
sepi untuk seukuran pulau itu, dan terbilang sangat asri untuk pulau yang sudah
berpenghuni, jangan tanya soal sampahnya, bersih banget, cm batang batang pohon
yang kesapu ombak.
Spot Snorkeling kita ga jauh dari Pulau Liukang, dari atas
kapal sudah terlihat terumbu karang yang bergoyang-goyang, lalu....permasalahan
dimulai dari sini, kapal berhenti, dan...si bapak2 mlaah asik ngobrol seperti
ga ada kita. Lalu disini kami tanya tentang akad perjanjiansewa kapal dan
snorkeling sebelum berangkat, si bapak menolak dia tidak terima akad itu dari
si Pak de, what??? Oke sodara-sodara...pelajarannya adalah ada harga ada rupa,
semakin minim harganya, minim pula fasilitasnya. Pastikan betul-betul, sebelum kapal meninggalkan
landasan, peralatan snorkeling sudah siap, agar tidak terjadi cekcok seperti
kejadian kami.
Kami masih bersikeras dengan akad pertama, mengingat budget
kami yang tipis, tidak memungkinkan untuk menambah harga snorkeling. And
then...Alhamdulilah..si Bapak supir kalah :D dia mengeluarkan alat masker dan
pelampung dengan muka bete. Tapi ya...si Bapak ga iklas kali ya...maskernya
kurang terawat, lebih ke nggilani (menjijikkan) dan pelampungnya kurang
meyakinkan. Bener-bener deh si Bapak pasif banget, eh pasif apa jengkel ma kita
ya :D. Dia Ga ngasih arahan kita sama sekali, bener2 turis lokal yang mandiri
kita, pake masker dan alatnya sendiri, nyemplung2 sendiri.
Ini memang bukan snorkeling pertama, tapi ini menjadi snorkeling pertama tanpa guide, saya dan binti ga brani jauh2 banget dari kapal,
malah tangan kami sering pegangan tali kapal, pokoknya snorkeling yang ini
banyak waspadanya.
Walau tegang, masih bisa nyengir
Eh, gimana pemandangan bawah lautnya? Well...terumbu
karangnya banyak, seperti kerajaan bawah laut, penduduknya?kalo disensus sih ga
banyak banyak banget, ato mreka malu ketemu kita dan sembunyi di balik
batu?#lokateudang? Dengan masih kondisi waspada saya menikmati pemandangan
bawah lautnya yang cantik, sayang...camera saya ga under water, jadi ga bisa
share nih .hehehe...:P
Snorkling kali ini tak seperti snorkling biasanya, cukup 10
menit ngambang-ngambang waspada, kami sudah naik ke atas kapal. Puas? Kurang
banget. Kapal menuju ke Pulau Liukang, transit sebentar disitu, kita langsung
foto-foto, main pasir, main air, ketawa ga jelas, yah....norak lagi deh. Pulau
Liukang membuat kita betah, tebing-tebing nya yang menjulang gagah, dan rumah
penduduk yang sepi, ombak nya yang tenang, gradasi warna air lautnya yang
cantik, membuat kita merasa di pulau pribadi yang di huni sama
keluarga-keluarga kita sendiri :P.
Duduk santai, subhannallah...
Berjalan Di Pulau Liukang
Saatnya kembali ke Tanjung Bira, Alhamdulillah perjalanan
balik ga sehoror perjalanan awal. Karna cacing diperut sudah keroncongan, kami
tergoda untuk mampir ke warung dan membeli yang sekiranya paling murah :
Indomie. Benar saja...seporsi Cuma 5000, alhamdulillah....hemat *ngelus2 dompet
:D. Di penginapan kita langsung beres2 barang dan mandi secepat mungkin, karna
partner perjalanan ke makkasar sudah menunggu kita di depan penginapan lumayan lama :D.
Begitu kami masuk ke panther, semua penumpang liatin kita,
ternyata penumpangnya sudah full dan Cuma nungguin kita mandi -_-“ jelas aja
pandangan mereka menusuk . Dear Passanger...I am so sory...*mukamelas.
Perjalanan panther kali ini beda dengan
yang pertama, penumpang dan drivernya lebih asik, kami banyak saling ngobrol,
berkenanalan, dan saling jatuh cinta . Di panther, kami bertemu 2 cewek backpacker
dari kalimantan, sampai di makassar nanti mreka akan melanjutkan trip ke Tana
Toraja, dan mreka ajak kita join. Oh
men....kita saling pandang ,tanpa basa basi saya, binti dan dek rizki langsung diskusi, bingung
antara pengen banget ke Tana Toraja (mumpung ada temennya juga) dan kami sudah terlanjur
booking hotel untuk 2 malam, setelah
menimbang badan dan mengukur tinggi badan kami memutuskan untuk
tetap pada planning kami, mungkin...next kami bisa mampir ke Tana Toraja. Amin
Finally, sore hari kami sudah berada di Tune hotel, kami
berberes diri dan siap-siap menyusuri Icon Makassar, Pulau Losari. Dan ga
kerasa dalam sehari kami bisa menjelajah berbagai tempat, berbagi cerita dengan
sesama penumpang, melihat adat kematian dan pernikahan selama di perjalanan, menyusuri
bibir pantai losari, mencoba kuliner Makasar. Segala ketegangan yang kami
rasakan benar-benar menjadi pengalaman seru dan ga akan kapok untuk mengulang.
Di Kawasan Kuliner Makassar, yang jual pisan Epe' bertebaran
Di Depan Masjid Apung, Makassar
Dan kami akan terus berjalan tanpa batas....
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oh ya...berikut pengeluaran kami dalam sehari, sapa tau bisa jadi referensi :
Harga dibawah ini sudah terhitung 3 orang
Sabtu, 7 Juni 2014 | Panther Ke Makassar | Rp 150.000,00 | |
Pete2 ke Tune Hotel | Rp 13.000,00 | ||
Pete2 Ke Losari | Rp 12.000,00 | ||
Sewa Kapal | Rp 200.000,00 | ||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar