Pernahkah
adek-adek, kakak-kakak, mas-mas, mbak-mbak semua merasakan suatu
perjalanan ditentukan oleh cuaca? Yang moment cuacanya itu adaaaaa
aja, walau sudah bertobat, eh masih aja ketemu yang namanya
ombak/hujan/kejadian tdk terduga lainnya. Atau ke(tidak)beruntungan
dalam suatu perjalanan? Kalo ada sini, boleh angkat tangannya
tinggi-tinggi.
Ombak
Waktu
lagi hamil raka 4 bulan, saya and the gank gembel melakukan
perjalanan ke Nusa lembongan menggunakan Spead boat dari Sanur tanpa
sarapan 4 sehat 5 sempurna (karna kesempurnaan itu hanya milik Allah
Swt). Saya sengaja duduk dekat jendela sambil menikmati cipratan air
laut yang asin rasanya dan angin laut yang segar-segar lengket
diwajah. Ombak menuju Lembongan kali ini heboh, lebih kerasa
guncangannya, seperti naik rollercoaster, naik lalu dihempaskan ke
laut. Awalnya itu seru-seru aja, saya sampai ketawa-ketawa lepas,
berikutnya....kepala saya mulai pusing, langsung saya liat ke arah
jendela terus, berharap : jangan muntah jangan muntah. Speadboat
menempel di bibir pantai Lembongan, semua rombongan turun
berlahan-lahan, sampai saya sadari : lah suami saya mana??? tega amat
istrinya lagi hamil main tinggal aja!
Belum
tuntas mencari suami, Irma yang sedari tadi duduk disebelah saya cuma
dieemmmm aja, tidak bersuara tapi bernafas, tidak bergerak tapi
hidup.
“mbel...mbel...”,
panggil saya ke irma. Dia tetap diam.
“your
friend oke?”, tanya mbak bule yang melintas.
“i
dont know”, saya ga yakin juga...bisa-bisanya nih perawan terdiam
disaat yang ga tepat. Irma mabuk laut sodara-sodara! Hahaha, teman
yang tersisa di kapal pun dengan sabar menunggu irma sampai pulih.
Warung Terkutuk
Akhirnya....kita
menginjak lembongan dengan lelah letih lesu lemah limbung lala yeye.
Saya temukan suami duduk di sebuah warung dengan muka pucat, dia
mabuk laut juga. Diputuskan saat itu juga untuk sarapan diwarung
dekat dermaga yang pas kita buka menunya pingin saat itu juga lari ke
ATM karna ngrasa uang kurang, ahahah wasyem! Harga yang ga manusia
bagi kaum gembel itu sungguh menciutkan dompet kami, akhirnya kita
pesan : “mbak nasi gorengnya satu ya...bungkus!”.
Belum
sejam menginjak Lembongan, Ombak yang meninggi memberi ucapan selamat
datang, hingga terdampar di warung terkutuk bagi kaum gembel. Tak
papa...kami masih semangat untuk lembongan.
***Selama
di lembongan kami menginap di Bunda 7 Bungalow yang harganya miring
namun design cottagenya alamakkkk bisa buat anda anda sekalian ga
pingin cek out!
Selain
rasa sayang kepada suami (maklum manten baru saat itu) ternyata ada
rasa lain yang lebih mengusik kala itu : lapar! Dengan gotong royong
kami makan nasi goreng yang harga selangit itu berenam, iya berenam!
Lumayan ganjel-ganjel sebelum kita cari sarapan (yang kesiangan).
Kue
di Yellow Bridge
Kami masih menuntaskan hasrat kenyangin perut sebelum lebih lanjut
explore ke Nusa Ceningan, setelah makan tak lupa beli beberapa kue
untuk bekal perjalanan (mencari kitab suci) di Nusa Ceningan nanti.
Tapi namanya manusia narsis yang tak luput dari camera, kami
sempatkan kala itu foto-foto beberapa ribu gaya. Sangking asyiknya
foto hingga tak sengaja Irma meletakkan perbekalan kue di Jembatan
iconic tersebut. Meletakkan namun lupa mengambil kembali. FATAL!
Karna setelahnya kami baru sadar kue itu tertinggal setelah kami
merasa lapar di Nusa Ceningan. HAHAHA.
Adegan
diulang 3 kali karna....
Malam
di Lembongan begitu syahdu, hujan rintik-rintik menghentikan niat
kami mengelilingi Lembongan ketika Malam, karna pesan mama jangan
hujan-hujan nanti sakit, uh...
“Rek
tibake nasi goreng seng mbiyen mandek nang ngarep ga onok (gaes
ternyata nasi goreng yang dulu berhenti didepan tidak ada)”, kata
Sani.
“trus
kene mangan opo san? (terus kita makan apa san?)”.
“piye
yo...(gimana ya)”, Sani jadi bingung sendiri.
Karna
hujan yang rintik-rintik, kita coba cari makan yang dekat-dekat
dengan harga yang semoga saja terjangkau.
Begitu
keluar parkiran cottage, kita ke Motor sewaan masing-masing lalu
hujan yang tadinya rintik saja berubah menjadi
rintik-rintik-rintik-rintik kuadrat : deres! Semua lari masuk
cottage, 5 menit kemudian hujan deras kembali mereda. Dengan cool
kami keluar parkiran lagi mendekat ke motor sewaan lagi lalu...hujan
deras kembali datang, kami berlari lari ke cottage dengan ketawa.
Kami masih sabar menunggu hujan deras menurunkan levelnya.
Oke sip
hujan menurunkan levelnya.
Kami bergegas lagi ke parkiran melakukan
adegan yang sama seperti sebelumnya lalu.....yap!hujan deras kembali
turun. Kami benar-benar ngakak, 3 kali kami melakukan adegan yang
sama, sepertinya hujan sedang mangajak kami bermain-main.
Hujan..lupakah kamu? Mama melarang.
Sepertinya
si Hujan iba dengan muka kelaparan kami, iba atau eneg? Dia
menurunkan levelnya, kami berlari kencang ke parkiran, bergegas
meng-gas motor sewaan, wusss..... lalu berhenti di Rumah Makan
terdekat.
Selamat! Kami telah melewati rintangan dari si Hujan. Makan
Malam hari itu begitu nikmat, dari makan malam kami cerita panjang
lebar sampai pegawai Rumah Makan ikut nimbrung dengar kami bercerita
atau kami yang lebih sering dengar dia curhat, hahaha, tapi hujan
rasanya masih ingin bersama kami, dia tetep menurunkan air nya dengan
deras, seakan akan membuat kami mau tak mau duduk santai di rumah
makan sambil ngobrol dengan orang lokal.
Lampu
Mati
Ya...Lampu
mati ketika malam sudah larut, aneh rasanya tidur di tempat baru dengan kondisi gelap.
Island Hoping yang tidak diharapkan
Mangrove
Menyadari kondisi alam Lembongan yang agak extrim, saya yang kala itu
sedang hamil 4 bulan tidak ada keinginan untuk Snorkling, masih
trauma dengan ombak yang tinggi. Sani dengan baik hati bersedia
menemani saya untuk keliling Nusa Lembongan saja.
Tapi entah ada setan yang nyelip diantara kami atau teman-teman yang
berubah jadi setan, tiba-tiba saja kami berenam sudah ada di perahu
kecil, yang kalau ada 1 orang aja joget perahu oleng dan kita jatuh.
Ya Kami ambil paket Island Hoping menjelajah mangrove dan Snorkling.
Karna masih pagi, lalulintas di mangrove masih sepi, cuma ada perahu
kami, jadi perahu kecil ini bebas mau belok kanan kiri oke.
Hingga
kami melewati suatu jalur sungai yang airnya makin lama makin
dangkal. Huahahahaha, perahu kecil kami tidak bisa bergerak, dipaksa
maju juga air makin dangkal, jadi harus mundur. Sang operator Perahu
kecil begitu cekatan mencoba memundurkan perahu yang berkali-kali dia
coba tidak berhasil. Suami saya yang baik (ehem) langsung nyemplung
gitu aja ke sungai dan dia dorong nih perahu sampai ke air yang lebih
dalam. Lalu dengan tanpa dosa dia mencoba Naik perahu kecil yang
langsung oleng, “Daniiiiiiii”, Semua histeris! Untungnya kita
semua ga jadi nyemplung, selamet...selamet...
Mabok
Jamaah
Island
Hopping pertama berada di titik Patung Budha di Bawah Laut, namun
kala itu ombak bergerak kencang, saya putuskan ga ikut snorkling,
feeling saya sudah mau mabuk saja rasanya. Di Kapal hanya ada saya
dan Sang Operator, kami saling diam, tidak bertatap muka dan tidak sempat bertukar nomor WA. Saya dengan
dunia saya sendiri, mengsusgesti : jangan muntah, jangan muntah!
Belum
ada 10 menit semua sudah naik, lah cepet amat? Semua bilang ombaknya
terlalu heboh, dan beberapa teman sudah merasakan pusing.
Oke
kita lanjut di titik Island Hopping kedua, yang berada di dekat Nusa
Ceningan. Kali ini Ombak lebih heboh dari pada sebelumnya, hanya
beberapa orang yang masih kuat yang brani nyemplung. Itupun ga sampai
10 menit juga. Disini satu persatu kami mulai muntah jamaah,
gara-gara liat mreka muntah, saya jadi latah, sugesti yang saya
bangun sejak tadi mendadak runtuh, saya ikut muntah, HUEKKK!
Tak lama
suami buru-buru naik ke kapal dengan muka pucat, lalu HUEKKK!
“loh
ikannya makan muntahanku!”, seru suami ke kita, kok kayaknya bangga
gitu muntahannya di makan ikan?
HUEKKK! suami muntah lagi dan kliatan banget dibuat-buat, kali ini
muntahannya murni untuk memancing para ikan berkumpul dan makan
bersama muntahan dia. Iuhhh...
Semua lemas kecuali Yomy yang masih bertahan.
“kita
lanjut ke spot 3 ya”, kata sang operator yang cuek bebek dengan
kondisi penumpangnya. Tapi tawaran itu kami tolak dengan halus karna
kondisi kami yang tidak memungkinkan. Rugi 1 tempat tak
papalah...dari pada lebih sakit.
Mabok Jamaah...oh Jamaah... |
Breakfast
yang Hangus
Mendekati jam 10 pagi, setelah speadboat menempel tanah, kami
bergegas kembali ke Cottage untuk mengejar sarapan pagi yang
disediakan oleh pihak cottage. Hanya telat 11 menit kami datang,
breakfast hangus, kami memelas, masak iya...beberapa menit saja tidak
boleh, Dan tetap tidak dikasih breakfast, makin gembel saja kita
ini...
Jadi pernahkah kalian punya pengalaman macam kami?
sayang inac* nya.. dimuntahin lg wkwkwkwk
BalasHapus